Laporan pengamatan Pemuaian
Kali ini gue bakalan ngepost tugas gue aja, fisika bab pemuaian, yukk marii
Semoga bermanfaat :)
I.
Latar Belakang
Pemuaian
adalah bertambahnya ukuran atau besar suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Atau pemuaian juga dapat dikatakan sebagai
bertambahnya panjang, luas, dan volume suatu benda karena pengaruh kalor (panas).
Kenaikan suhu mengakibatkan benda
tersebut mendapatkan tambahan energi
berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada benda tersebut
bergerak lebih cepat. Setiap zat mempunyai kemampuan muai yang berbeda beda.
Gas
misalnya mempunyai kemampuan muai lebih besar diabanding zat padat dan cair.
Sedangkan zat cair kemampuan muainya lebih besar dibanding zat padat.
Seperti
yang telah disebutkan diatas, pemuaian dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
pemuaian zat padat, cair dan gas, namun pada kali ini kita hanya akan membahas
pemuaian yang terjadi pada zat padat saja. Pemuaian yang terjadi pada zat padat
dibagi menjadi tiga, yaitu pemuaian panjang, luas, dan volume.
Setiap
zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang. Koefisien muai
panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat apabila
suhunya dinaikkan sebesar 1°C. Makin besar koefisien panjang suatu zat apabla
dipanaskan, maak makin besar perubahan panjangnya. Demikian pula sebaliknya,
semakin kecil koefisien muai panjang suatu zat maka semakin kecil pula
pertambahan panjangnya.
Contoh
yang dapat kita lihat pada penerapan konsep muai panjang adalah pada pemasangan
rel kereta api yang sengaja dibuat renggang. Hal ini dikarenakan rel kereta api
terbuat dari besi, pada siang hari rel kereta api tersebut akan terkena sinar
matahari langsung yang berarti besi tersebut menerima kalor dan akan melakukan
muai panjang. Apabila pada pemasangan rel kereta api tidak dibuat renggang,
maka pada saat siang hari rel akan memuai dan menyebabkan tabrakan pada rel
kereta api dan rel kerata api akan membengkong yang akan membahayakan pengguna
kereta api.
Selin
itu, ada juga teori yang menggunakan konsep muai panjang ini yang sangat
berguna bagi kehidupan sekarang yaitu teori/konsep bimetal. Bimetal adalah alat
yang terbuat dari dua jenis logam yang memiliki koefisien muai panjang yang
berbeda yang direkatkan menjadi satu. Saat dipanaskan, bimetal ini akan
melengkung kearah salah satu logam yang lebih tepatnya akan melengkung kearah
logam yang memiliki koefisien muai panjang lebih kecil.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?hal ini
tentusaja sangat berkaitan dengan perbedaan koefisien muai panjang yang
terdapat pada kedua logam tersebut. Logam yang memiliki koefisien muai panjang
lebih besar akan melengkung lebih cepat jika dibandingkan dengan logam yang
memiliki koefisien muai lebih kecil. Hal itulah yang menyebabkan bimetal akan
melengkung ke arah logam yang memiliki koefisien muai lebih kecil. Banyak
sekali peralatan yang menggunakan konsep bimetal ini sebagai cara kerja
perlatan tersebut.
Untuk
muai luas, terjadi pada benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua
dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti
lempengan tersebut mengalami perubahan luas atau pemuaian luas.
Contoh
pemuaian luas yang dapat kita temukan pada kehidupan sehari hari adalah
pemasangan kaca pada bingkai jendela yang dibuat renggang. Seperti yang terjadi
pada rel kereta api tadi, bingkai jendela kaca dibuat renggang agar apabila
pada siang hari, kaca yang terkena terik matahari melakukan muai luas karena
kaca berbentuk lempengan, kaca bisa memuai sempurna, karena apabila tidak
diberi sela pada kaca tersebut, saat kaca memuai, tidak aka nada ruang yang
cukup sehingga kaca akan pecah.
Sedangkan
pada muai volume,atau yang kadang kita sebut sebagai muai runag, zat padat
mempunyai tiga dimensi yaitu panjang, lebar dan tinggi. Muai volume adalah
bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat tersebut. Karena muai volume
merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai volume juga tergantung dari
jenis zat.
Contoh
pada kehidupan sehari hari yang dapat kita temui dari penerapan konsep pemuaian
volume adalah pada saat kita menuangkan air panas langsung pada gelas kaca yang
bekas diisi air dingin, maka gelas kaca tersebut akan pecah, mengapa demikian?
Hal ini terjadi karena pemuaian volume yang terjadi pada bagian dalam gelas
tidak sama dengan pemuaian yang terjadi pada bagian luar gelas, bagian dalam
gelas memuai lebih dulu atau lebih cepat dari pemuaian yang terjadi pada bagian
luar gelas sehingga menyebabkan gelas tersebut pecah.
Begitu
pula ynag terjadi sebaliknya, apabila gelas diisi dengan air dingin setelah
berisikan air panas, hal ini juga sdisebabkan oleh hal yang sama, penyusutan
yang terjadi pada bagian dalam gelas tidah berbarengan dengan bagian luar gelas. Bagian luar gelas menyusut
lebih lama dibandingkan dengan bagian dalam gelas sehingga menyebabkan gelas
tersebut pecah.
Seperti
yang telah dijelaskan diatas, pemuaian juga terjadi pada zat cair dan gas.
Contoh pemuaian yang terjadi pada zat cair adalah saat kita merebus air pada
sebuah panci. Pada saat awal kita merebus air, tampak bahwa air masih muat
didalam panci. Pada saat itu, panci dan air sama sama mengalami pemuaian. Namun
mengapa saat air telah mendidih, air justru tumpah dari panci? Hal ini
disebabkan karena koefisien muai zat cair lebih besar daripada zat padat yang
dalam hal ini adalah panci yang terbuat dari alumunium.
Namun,
peristiwa pemuaian pada air sedikit lenih berbeda. Saat air dipanaskan dari
suhu 0°C sampai 4°C, volume air justru menyusut dan mencapai volume minimal dan
kerapatan maksimal pada suhu 4°C. kemudian setelah mencapai suhu 4°C, air akan
memuai apabila terus dipanaskan. Pada zat cair hanya bisa terjadi pemuaian
volume saja, tidak dapat mengalami pemuaian panjang dan luas.
Sama
dengan zat cair, zat yang berupa gas juga hanya mengalami pemuaian berupa
pemuaian volume tanpa pemuaian panjang dan luas karena salah satu sifat gas
adanya perubahan volume dan selalu mengisi seluruh ruangan. Hal ini dapat
diamati ketika kamu menuangkan air panas kedalam botol pelastik. Gas di dalam botol pelastik akan memuai sehingga
akan mempengaruhi bentuk botol. Namun, ketiak botol pelastik yang berisi air
panas kemudian disiram dengan air es, maka udara akan menyusut dan bentuk botol
akan kembali pada bentuk semula.
Sebenarnya
masih banyak lagi contoh penerapan konsep pemuaian yang dapat kita lihat pada
kehidupan sehari hari, namun hanya saja kita kurang memahami apa apa saja benda
yang menerapkan konsep pemuaian tersebut. Dalam makalah ini, saya akan
menunjukkan beberapa peralatan rumah tangga yang menerapkan konsep pemuaian.
II.
Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru pembimbing pada siswa
dan juga untuk mengetahui mengenai konsep pemuaian dan barang alat alat apa
saja yang ada disekitar kita yang menerapkan konsep pemuaian. Makalah ini juga
memberikan informasi mengenai konsep kerja dari bimetal.
III.
Permasalahan
Datalah semua alat alat yang
terdapat dirumahmu yang menerapkan konsep pemuaian dan lakukan analisis tentang
cara kerja alat tersebut, dan konsep pemuaian yang terkandung pada setiap alat.
IV.
Pembahasan dan Analisis data
a. Alat alat yang menggunakan
konsep pemuaian :
1.
Rice
cooker
2.
Setrika
listrik
3.
Lampu
sein kendaraan
4.
Kulkas
(Lemari Pendingin)
5.
Termometer
b. Konsep kerja :
1.
Rice
cooker
Konsep kerja rice cooker modern memang lebih baik karena sekarang ini telah dilengkapi dengan sensor panas untuk mendeteksi nasi yang dimasak sudah matang atau belum. Dalam mendeteksi kematangan nasi cara kerja rice cooker adalah dengan menggunakan sifat air yang memiliki titik didih 100 derajat celcius. Di bagian bawah rice cooker terdapat sebuah termostat bimetal. Termostat akan mendeteksi apakah air sudah mencpai titik didihnya atau belum. Ketika air sudah mencpai titik didhnya, rice cooker akan mempertahankannya beberapa saat (membiarkan semua air menguap)lalu menurunkan suhu menjadi sekitar 60 derajat celcius sehingga suhu didalam panci kan bertahan untuk menghangatkan nasi didalamnya.
Konsep kerja rice cooker modern memang lebih baik karena sekarang ini telah dilengkapi dengan sensor panas untuk mendeteksi nasi yang dimasak sudah matang atau belum. Dalam mendeteksi kematangan nasi cara kerja rice cooker adalah dengan menggunakan sifat air yang memiliki titik didih 100 derajat celcius. Di bagian bawah rice cooker terdapat sebuah termostat bimetal. Termostat akan mendeteksi apakah air sudah mencpai titik didihnya atau belum. Ketika air sudah mencpai titik didhnya, rice cooker akan mempertahankannya beberapa saat (membiarkan semua air menguap)lalu menurunkan suhu menjadi sekitar 60 derajat celcius sehingga suhu didalam panci kan bertahan untuk menghangatkan nasi didalamnya.
2.
Setrika Listrik
Pada setrika listrik, timgkat panas tertentu akan menyebabkan bimetal yang terdapat didalamnya melengkung sehingga kontak listriknya terputus. Terputusnya kontak listrik menyebabkan suhu setrika menurun dan bersamaan dengan itu bimetal kembali lurus sehingga kontak listrik tersambung lagi. Dengan cara kerja alat seperti ini tingkat panas pada setrika tidak akan melampaui batas panas maksimum yang ditetapkan.
Pada setrika listrik, timgkat panas tertentu akan menyebabkan bimetal yang terdapat didalamnya melengkung sehingga kontak listriknya terputus. Terputusnya kontak listrik menyebabkan suhu setrika menurun dan bersamaan dengan itu bimetal kembali lurus sehingga kontak listrik tersambung lagi. Dengan cara kerja alat seperti ini tingkat panas pada setrika tidak akan melampaui batas panas maksimum yang ditetapkan.
3.
Lampu sein kendaraan
Lampu sein akan berkedip untuk
memberitahukan kepada pengendara lain bahwa kita akan mengubah arah kendaraan.
Lampu sein akan berkedip karena sebuah relay yang terdapat pada sirkuit
listrik, dimana arus listrik akan membuka dan menutup sebuah bidang / titik
sentuh secara bergantian, sehingga lampu sein dapat berkedip dan menandakan
bahwa pengendara akan berubah arah. Berdasarkan prinsip kerjanya, kedipan lampu
sein dapat dibagi menjadi beberapa tipe seperti tipe kapasitor, tipe contact
point dan tipe transistor. Untuk tipe kapasitor, kapasitor secara otomatis mengatur
elektromagnet sehingga lampu sein dapat berkedip.
4. Kulkas (Lemari Pendingin)
Termostat yang biasa melengkapi kulkas memanfaatkan suatu cairan asiri.Uap cairan ini akan memberi tekanan yang merupakan umpan balik bagi relai untuk menjalankan atau mematikan kompresor. Pesawat AC untuk rumah tangga menggunakan termostat yang memberikan umpan balik berupa selisih tegangan listrik kepada pemanas atau kompresor pendingin. Untuk gedung besar, lazimnya digunakan termostat pneumatik berupa tabung tembaga yang berisi udara. Isyarat tekanan udara akan merupakan umpan balik bagi pemanas atau kompresor pendingin.
Termostat yang biasa melengkapi kulkas memanfaatkan suatu cairan asiri.Uap cairan ini akan memberi tekanan yang merupakan umpan balik bagi relai untuk menjalankan atau mematikan kompresor. Pesawat AC untuk rumah tangga menggunakan termostat yang memberikan umpan balik berupa selisih tegangan listrik kepada pemanas atau kompresor pendingin. Untuk gedung besar, lazimnya digunakan termostat pneumatik berupa tabung tembaga yang berisi udara. Isyarat tekanan udara akan merupakan umpan balik bagi pemanas atau kompresor pendingin.
5. Termometer
terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca
dengan kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini
dibuat sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri
akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di
sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja
secara umum adalah sebagai berikut, sebelum terjadi perubahan suhu, volume air
raksa berada pada kondisi awal. kemudian, perubahan suhu lingkungan di sekitar
termometer direspon air raksa dengan perubahan volume. Volume merkuri akan
mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun. Kemudian skala
pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
V.
Kesimpulan
1.
Pemuaian
adalah bertambahnya ukuran atau besar suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut.
2.
Gas
misalnya mempunyai kemampuan muai lebih besar diabanding zat padat dan cair.
Sedangkan zat cair kemampuan muainya lebih besar dibanding zat padat.
3.
Pemuaian
sendiri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pemuaian pada zat padat, pemuaian
pada zat cair, dan pada gas.
4.
Pemuaian
pada zat padat juga dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pemuaian panjang,
pemuaian luas, dan pemuaian volume.
5.
Sedangkan
pada zat cair dan gas hanya terjadi pemuaian volume saja.
6.
Pemuaian
di pengaruhi oleh koefisien muai pada suatu zat tersebut, semakin besar
koefisien muai zat tersebut, maka akan semkin besar pula pertambahan ukuran
yang terjadi pada zat tersebut.
7.
Air
memiliki keanehan yang disebut dengan sifat anomaly air yaitu, saat air
dipanaskan dari suhu 0°C hingga 4°C, air bukannya memuai atau bertambah, namun
justru menyusut. Namun jika terus dipanaskan air akan memuai.
8.
Bimetal
adalah alat yang terbuat dari dua jenis logam yang memiliki koefisien muai
panjang yang berbeda yang direkatkan menjadi satu.
VI.
Daftar Pustaka
·
Buku
Pintar Belajar Fisika, SMA
·
Sarwanto,
Rufaida Sufi Rufaida. 2013: FISIKA Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Surakarta
: Mediatama
http://mafia.mafiaol.com/2012/08/penerapan-prinsip-pemuaian.htmlSemoga bermanfaat :)
Komentar
Posting Komentar